KETIMPANGAN SEKOLAH, BANTEN SELATAN DIPERCEPAT atau DITINGGALKAN?

Ketimpangan pendidikan di wilayah Banten Selatan kembali menjadi sorotan tajam, kali ini oleh Gubernur Banten Andra Soni. Dalam berbagai kesempatan, termasuk saat debat Pilkada Banten 2024, Andra Soni secara terbuka mengungkapkan keprihatinannya terhadap rendahnya angka rata-rata lama sekolah di wilayah tersebut. Ia mencatat bahwa rata-rata lama sekolah di Provinsi Banten masih berada di bawah angka 9,5 tahun, dan situasi ini lebih parah lagi di wilayah selatan seperti Lebak dan Pandeglang, yang selama ini tertinggal dalam akses dan kualitas pendidikan.

Menurut Andra Soni, ketimpangan ini bukan hanya sekadar soal angka statistik, tetapi menyangkut masa depan generasi muda Banten. Ia menilai, jika kondisi ini tidak segera diatasi, maka kesenjangan kualitas sumber daya manusia antara Banten Utara dan Selatan akan terus melebar. Dalam pandangannya, pendidikan adalah fondasi utama untuk mengentaskan kemiskinan dan membuka jalan menuju pembangunan yang merata.

Sebagai solusi, Andra Soni mendorong program akselerasi pendidikan dengan pendekatan kolaboratif. Ia mengusulkan program sekolah gratis yang tidak hanya melibatkan pemerintah provinsi, tetapi juga mengajak kabupaten/kota dan pihak swasta. Ia menyadari bahwa membangun sekolah negeri di seluruh pelosok wilayah Banten Selatan membutuhkan waktu dan biaya besar. Oleh karena itu, ia menilai kerja sama dengan sekolah swasta sebagai langkah strategis untuk mempercepat perluasan akses pendidikan.

Andra juga menyoroti persoalan klasik yang masih terjadi di banyak sekolah swasta, yakni tertahannya ijazah siswa karena belum mampu melunasi biaya pendidikan. Masalah ini, menurutnya, sangat menghambat kelanjutan pendidikan dan masa depan anak-anak dari keluarga kurang mampu. Ia berkomitmen untuk mencari solusi nyata, termasuk kemungkinan intervensi pemerintah agar ijazah siswa tidak dijadikan sandera administratif.

Tak hanya mengandalkan pembangunan fisik, Andra juga menekankan perlunya peningkatan kualitas pengajaran, pelatihan guru, serta pemanfaatan teknologi digital untuk menjangkau wilayah-wilayah terpencil. Menurutnya, ketimpangan pendidikan bukan hanya persoalan gedung sekolah, tetapi juga soal kualitas materi ajar dan kesiapan para pendidik.

Dengan komitmen tersebut, Andra Soni ingin memastikan bahwa seluruh warga Banten—terlepas dari asal geografis mereka—mendapatkan hak yang sama untuk mengakses pendidikan yang berkualitas. Ia percaya bahwa pendidikan yang merata akan menjadi kunci utama untuk membangun Banten yang lebih adil, maju, dan sejahtera.

0 Response to "KETIMPANGAN SEKOLAH, BANTEN SELATAN DIPERCEPAT atau DITINGGALKAN?"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel